“Becik Ketitik Olo Ketoro“ berarti segala sesuatu perbuatan yang baik pasti akan menuai kebaikan, dan setiap perbuatan buruk dan jahat akan terkuak dikemudian.
Sopo Sing Salah Bakal Saleh = orang yang berbuat salah akan memetik buah jeleknya, lama kelamaan perbuatan itu akan ketahuan pula.
Nandur kecik ora bakal thukule telo
Yen nandur becik ora bakal ngunduhe olo
Siapapun yang melakukan perbuatan jahat, pasti akan diliputi rasa kecemasan, kuatir, tidak tenang dan was-was. Sementara itu, becik ketitik bermakna bahwa untuk mencapai kebaikan tidak sedikit halangan, rintangan dan hambatan. Apalagi jika kebaikan itu untuk kemaslahatan dan kepentingan orang banyak. Kondisi demikian terkadang menimbulkan polarisasi dan acapkali memunculkan ketegangan.
Ass Wr Wb.
Falsafah adiluhung yang harus kita maknai, resapi dan jalani, agar kita terhindar dari perbuatan yang akan merugikan diri kita sendiri dan orang lain. Selalu ELING lan WASPADA-lah, karena semua perbuatan kita, akan kita petik nantinya. Barangkali falsafah ini bisa disamakan dengan pepatah “Siapa Menabur Angin, Akan Menuai Badai” dan Wong Nandur Bakal Ngunduh.
Wassalam Wr Wb
Mudah mudahan falsafah tersebut dipakai oleh pemerintah baru yang legimitasinya sama2 kita tunggu tanggal 22 Juli 2014 yad dan bisa diikuti oleh seluruh aparat dibawahnya agar adil dan makmur bukan hanya slogan. Semoga.
tidak ada seseorang yg tidak mempunyai kesalahan..
kesucian hanyalah milik “Nya”
kedzaliman seseorang akan dibalas sesuai dengan perbuatanya…
tidak lebih dan tidak kurang…
“Dan Allah adalah sebaik baik pembalas tipu daya…”
syaratnya adalah kita sendiri meminta ampunan atas dosa dosa kita..
dan menjadikan sholat dan sabar sebagai penolongmu… (sesungguhnya hal ini berat.. kecuali orang orang yg khusyuk)
dan memaafkan…
Dengan memaafkan justru kita dekat dengan tawakal…
pertolongan Allah pasti datang…
ketika tawakal kita dapat..
dan jika
bila kita ingin mencelakakan orang dewasa ngan tangan kita sendiri??? (termasuk membicarakan nya.. atau mendoakan hal buruk)
meskipun…
walaupun…
kita didzolimi…
maka pembalasan akan diserahkan pada kita sendiri…
bila kita berlebihan dan melampaui batas dalam menuntut balas… (qishos)
justru kita termasuk berbuat dzalim juga…
semua adalah ujian ketakwaan bagi kita semua…
semoga kita termasuk orang orang yg diberi petunjuk..
amin
Kasampurnan namung dumunung wonten ing Pangeranipun Gusti ingkang hanguwasani dhateng sadaya kaweruh.
Aja rumangsa bener marang samubarang kang wus tinindakake, lamun tundhane amung kanggo mbedak-mbedakake.
Gusti bakal mbiji sapira legawamu anindakake panembah lan darmaning kabecikan. Gusti maha pirsa ing samubarange.
matur suwun pencerahannya..
Terimakasih pencerahannya.
Semoga bermanfaat.
Saya memaknainya lain.
Menurut saya falsafah ini ingin menunjukkan tendensi manusia dalam memandang suatu kebaikan dan kejelekan.
Jika suatu orang berbuat kebaikan, maka tendensi orang lain adalah untuk mengacuhkan atau tidak memperhatikannya, hanya sebagai suatu titik kecil yg tidak penting (ketitik).
Sedangkan jika ada suatu orang berbuat kejelekan, maka mudah sekali bagi orang lain untuk melihat kejelekan tersebut (ketara).
Maknanya apa, kita harus selalu berhati-hati dalam bersikap, dan jangan terlalu pedulikan apa kata orang lain karena mereka lebih mudah melihat jeleknya kita saja daripada kebaikan2 yg telah kita lakukan.