Beradu dalam Memori pada minggu ke-4 sejak diterbitkan oleh Sukoasih [reinkarnasi Sukolaras] ini dengan pertanyaan sebagai berikut:
1. Dia adalah sebagai aktor tiga zaman, lahir di Jakarta tahun 1899 anak dari pasangan etnis Tionghoa dan Gadis Betawi. Lebih akrab dipanggil dengan julukan “Si Item, Om Item” bahkan juga “Buaya Keroncong”. Pernah membintangi beberapa film diantaranya Melarat Tapi Sehat th. 1954, Peristiwa Surabaya Gubeng th.1956, Bengawan Solo th.1971. Dalam perjalanan kariernya ia pernah bergabung dalam group tonil atau opera Dardanella 1920 sebagai pemain panggung (anak wayang), bergabung dengan group Kr. Hoot Visen, Kr. Si Gole pimpinan Mat Pengkor, orkes Hoettischer pimpinan Gobang. Anugerah yang telah disandang yaitu Bintang Budaya Paramadharma.
Pertanyaan : Hayo siapakah ini?
2. Sejak abad 19, lagu ini begitu populer dikalangan masyarakat Tionghoa di Jakarta. Tahun 1942 oleh M. Sjaugi dipopulerkan melalui permainan gesekan biolanya. Kala itu lagu tersebut dinyanyikan secara bersautan antara wanita dan pria, dan hingga sekarang lagu itu dilantunkan oleh beberapa penyanyi.
Pertanyaan : Lagu apakah itu?
Jawaban yang benar atas pertanyaan BdM edisi ke-3 adalah : 1) Burung Kutilang – Ibu Sud. Dijawab benar oleh Mas SimonBSD, diikuti oleh (idem) Mas Soekiwi, Mas Bambang. Dan 2) Tetty Kadi, yang dijawab benar oleh Mas Simon, idem lagi oleh Mas Soekiwi, Mas Bambang dan Bu Nani serta Mas Denny.
1. Tan Tjeng Bok
Nomor 2, monggo sadherek2 sanesipun
Pak Simon….
Jangan pare campur kecipir …..
jam semanten
Sampun sare, menopo pas nglilir … he,he
harusnya :
Dereng sare, menopo pas nglilir ………..
1. Tan Tjeng Bok
2. Kayaknya sih lagu Djali Djali.
Jawaban asal jawab saja he he he…………….
ingat tan tjeng bok (pak item), jadi ingat “lawan main”-nya di setiap sandiwara televisi (tvri) dan juga film di th 70-an, antara lain: a hamid arief, wolly sutinah (mak wok), tan kiem nio (fifi young) dll.
berbeda dg saat ini, pemain film (terlebih pemain sinetron) yg hanya bermodalkan penampilan, maka beliau2 inilah aktor dan aktris yg sesungguhnya
sungguh kurang beruntung anak cucu kita saat ini yg tdk lagi bisa menikmati akting kuat dari aktor & aktris kita, dan “hanya” disuguhi dengan acara badut-2 an yang tidak bermutu dan sangat tdk mendidik 😉 🙁
1 Tan Tjeng Bok
2. Jali-jali
No 2. ?? .. ga eruh Mas ..
No.1 Tan tjeng bok alias Pak Item
Soko Jombang nyang Kediri liwat kutho Pare
Mas Bambang konsisten, njedule yen wis sore
Nyang kediri liwat pare tuku salak gawe oleh oleh
Mas Soekiwi sampean wis muncule sore, gak nebak maneh
sampean niteni yo.. he he
Mangan martabak, nganti entek acare…..
Ora melu nebak, mung nderek ngramek-ke ….
Sugeng sonten, Pak Wandi……………
100% tidak tahu jawabannya. Menyerah.
ada tulisan begini :
1. Jali-Jali adalah nama Minuman di betawi
2.Jali-jali adalah nama lagu yg populer dikalangan tionghoa di betawi saat itu
den mas indra, sekedar nambah dg pengalaman saya waktu kecil dulu ada tanaman yg namanya “jali” (pengucapannya satu kali, tdk seperti di betawi yg diucapkan dua kali 🙂 ) dan karena bentuk bulirnya seperti jagung maka utk mudahnya disebut juga “jagung jali”
kata orang-2 waktu itu “jagung jali” bisa dimakan, tapi krn masih anak-2 dan mikirnya belum nyampai maka waktu itu yaa.. sebatas direnteng dg benang untuk kalung atau gelang (ngerentengnya waktu masih basah/ baru saja dipetik, soalnya kalau sdh kering akan berubah menjadi keras, dan warnanya menjadi putih mengkilat)
sayang sekali saya belum ketemu lagi tanaman tsb, dan sekarang sawah-2 dan tegalan luas tempat saya main dulu sdh berubah fungsi menjadi rumah tinggal 😉 🙁
Bagi org Betawi, jali2 = tanaman perdu dibuat sebagai bubur (bubur jali), sebagai tasbih dan juga digunakan untuk tirai pintu kamar.
Jali2 sebagai makanan khas orang Betawi, adonan dan campuran antara air jeruk, kolang-kaling, kacang tanah, daun pandan dan es batu.
Menurut cerita org Betawi, jali dapat digunakan untuk mainan oleh anak2 sebagai pelor. Untuk memainkan dibuat dulu bilah bambu dan karet gelang (sebagai senapan) atau kalau dulu ada nama “pelinteng” (jawa).
Benarkah ini mas Wijono
yg disampaikan mas wandi, kayanya denmas Indra lebih paham dibanding dg saya 🙂
silakan denmas…..