Ini adalah rekaman pertama penyanyi keroncong Waldjinah di Lokananta. Di usia belasan tahun Waldjinah pertama kali masuk dapur rekaman tahun 1959 dengan album “Kembang Katjang” (Kembang Katjang, Putra Nuswantara, Resepsi dan Tetesing Waspa).
Coba perhatikan lagu Kembang Katjang pada lantunan bawa odjo turu sore kaki, ada suara tokek yang masuk.
Kala itu peralatan rekaman masih sederhana, suara dari luar begitu mudah tertangkap dan masuk. Bahkan tidak jarang diulang berkali-kali untuk mendapat hasil yang maksimal. Konon waktu itu lokasi Lokananta dikelilingi persawahan yang masih sepi. |suara kodok, tokek dan binatang malam lainnya|
Dengan tembang Kembang Katjang itulah kemudian Waldjinah mendapat julukan Si Ratu Kembang Katjang.
Rekaman Pertama Waldjinah
Filed under Audio, Musik, tembang jawa
Saya juga punya beberapa lagu yg ada tokeknya.. Apa mungkin lagu othok2 unine tekek diilhami dri adanya tokek dilokananta? Hihi
He he he he … mungkin bisa juga ya.
Kembang Katjang ini ada berbagai versi. Ada yang diawali dengan bowo manggolo gito, ada juga Waldjinah dengan Gesang plus Samsidi.
Benar sekali, tapi kalau saya kurang bisa menikmati keroncong berbowo, entah mengapa malah lebih suka yang Kembang Kacang Kombinasi (Album Ratu Jawa), rasanya berbeda dengan irama keroncong seperti biasanya.. He he
Benar sekali, tapi kalau saya kurang bisa menikmati keroncong berbowo, entah mengapa malah lebih suka yang Kembang Kacang Kombinasi (Album Ratu Jawa), rasanya berbeda dengan irama keroncong seperti biasanya.. He he
Mendengar Kembang Kancang Waljinah mengingatkan masa kecil saya di Yogya. Rumah saya dekat alun2 utara tempat diselenggarakan sekaten. Biasanya ada menara dari bambu di atasnya dipasang loudspeaker untuk pengumuman, (kadang mengumumkan anak yg terpisah dari ortunya, permintaan lagu dll). Lagu Tembang Kacang ini sangat sering diputar dan suaranya sampai di rumah saya. Waktu itu blm ada stand ndangdut yg seronok. Pd wektu itu yg ada a.l. Tong Setan, Bola Maut, Komidi Putar dll. Masa-masa bahagia yg tdk kembali lagi.
Saya kok merasa bunyi2 hewannya memang disengaja sbgai bgian lagu. Soalnya habis tokek lalu ada burung Kulik, lalu Tuwu, disusul Kedasih. Rasanya memang pas dg tema lagunya….