Karakter Sengkuni dalam kehidupan sehari-hari adalah :
- sebagai tokoh licik yang suka mengadu domba.
- suka menghasut dan membuat suasana menjadi semakin kacau
- bersikap sombong dan congkak kepada orang lain
- mempunyai sifat tinggi hati dan suka merendahkan orang lain
- suka mengambil hak orang lain
- suka mementingkan urusan pribadi dan melupakan kepentingan orang banyak
- mempunyai banyak akal untuk mengalahkan lawan
- suka iri kepada orang lain yang berhasil melebihi dirinya
- menggunakan segala cara untuk mencapai tujuan
Sengkuni atau Sangkuni, Trigantalpati, Gandaraputra, Suwalaputra dengan nama kecil Harya Suman adalah patih dari Kerajaan Astina. Sengkuni adalah seorang tokoh antagonis dalam cerita Mahabarata. Ia merupakan paman para Kurawa dari pihak ibu. Sengkuni terkenal selalu menghasut para kurawa agar memusuhi Pandawa, antara lain ia berhasil merebut Kerajaan Indraprastha dari tangan para Pandawa melalui sebuah permainan dadu. Sengkuni berasal dari kerajaan Gandhara, ayah bernama Suwala
Pada suatu hari adik perempuan yang bernama Gandari dilamar untuk dijadikan sebagai istri Dretarastra, seorang pangeran dari HastinaPura yang menderita tunanetra.Sengkuni marah atas keputusan ayahnya yang menerima lamaran tersebut. Menurutnya, Gandari sehatusnya menjadi istri Pandu, adik Dretarastra. Namun karena semua sudah terjadi, ia pun mengikuti Gandari yang selanjutnya menetap di istana Hastinapura. Gandari memutuskan untuk selalu menutup kedua matanya menggunakan selembar kain karena ia sangat setia kepada suaminya yang buta. Dari perkawinan mereka lahir 100 orang Kurawa, yang sejak kecil diasuh oleh Sengkuni.Dibawah asuhan Sengkuni, para Kurawa tumbuh menjadi anak-anak yang selalu dilipui rasa kebencian terhadap Pandawa, yaitu putra-putra Pandu. Setiap hari Sengkuni selalu mengobarkan rasa permusuhan di hati para Kurawa, utamanya yang tertua, yaitu Duryodana.Sengkuni merupakan penasihat utama Duryudana, pimpinan para Kurawa. Berbagai jenis tipu muslihat dan kelicikan ia jalankan demi menyingkirkan para Pandawa. Usaha Sengkuni yang paling sukses adalah merebut Kerajaan Indraprastha dari tangan para Pandawa melalui permainan dadu melawan pihak Kurawa. Peristiwa tersebut disebabkan oleh rasa iri hati Durtudana atas keberhasilan pada Pandawa membangun Indraprastha yang lauh lebih indah daripada Hastinapura. Atas saran Sengkuni, ia pun mengundang para Pandawa untuk bermain dadu di Hastinapura.Dalam permainan itu Sengkuni bertindak sebagai pelempar dadu Kurawa. Dengan menggunakan ilmu sihir, ia berhasil mengalahkan para Pandawa. Sedikit demi sedikit harta benda, istana Indraprastha, bahkan kemerdekaa para Pandawa dan istri mereka, Dewi Drupadi jatuh ke tangan Duryudana. Mendengar Drupadi dipermalukan di depan umum, Gendari, ibu para Kurawa muncul membatalkan semua. Para Pandawa pun pulang dan mendapatkan kemerdekaan mereka kembali. Karena kecewa, Durudana mendesak ayahnya, Drestarasta, supaya mengijinkannya untuk menantang Pandawa sekali lagi. Maka permainan dadu yang kedua pun terjadi kembali. Untuk kedua kalinya, pihak Pandawa kalah di tangan Sengkuni. Sebagai hukuman, mereka harus menjalani hidup selama 12 tahun di dalam hutan, dan dilanjutkan dengan menyamar selama setahun di suatu negeri. Jika penyamaran mereka sampai terbongkat, mereka harus mengulangi kembali selama 12 tahun hidup di dalam hutan dan begitulah seterusnya.Setelah masa hukuman selama 13 tahun berakhir, para Pandawa kembali untuk mengambil kembali negeri mereka dari tangan Kurawa. Namun pihak Kurawa menolak mengembalikan kerajaan Indraprastha dengan alasan penyamaran para Pandawa di Kerajaan Wirata telah terbongkar. Berbagai usaha damai diperjuangkan pihak Pandawa namun semua mengalami kegagalan. Perang pun menjadi pilihan selanjutnya.Pertempuran besar di Kurukshetra antara pihak Pandawa melawan Kurawa dengan sekutu masing-masing akhirnya meletus. Perang yang juga terkenal dengan sebutan Baratayuda ini berlangsung selama 18 hari, dimana Sengkuni tewas pada hari terakhir di tangan Werkudara/Bima setelah mulutnya dirobek, kulitnya dikelupas dari tubuhnya, dan akhirnya anusnya ditusuk dengan kuku pancanaka.
Sungguh tragis kematian seorang yang culas, penipu, yang menggunakan mulutnya untuk kejahatan. Kematian seseorang akan merupakan kilas balik perbuatannya selama hidup. “SURA DIRA JAYANINGRAT LEBUR DENING PANGASTUTI”
Sepertinya banyak juga para bekas pembesar Indonesia yang dulu pernah menguasai tampuk pimpinan di Indonesia sekarang jadi Sengkuni yang tiap saat mengobarkan semangat anti pemerintah mengibarkan bendera permusuhan dan tidak menyadari bahwa yang dimusuhi adalah saudara setanah air walaupun beda suku dan agamanya. Semoga kaum Sengkuni selekasnya diambil oleh Tuhan YME agar Indonesia aman tenteram damai dan sejahtera. Aamiin.
Salah satunya yg terkenal adalah “A Raiso” dadi presiden, mentoknya jadi ketua lembaga tertinggi negara.
Dalam kehiduan itu selalu muncul Sengkuni-Sengkuni yang selalu bikin ulah. Pandawa kok dilawan …..
apa alasan pemilihan judul ini?