Sekilas tentang Batik Nusantara.
Batik berasal dari bahasa Jawa yang terdiri dua kata yaitu “amba” berarti menulis dan kata “titik”.
Pada abad XVII oleh nenek moyang bangsa Indonesia, batik ditulis diatas daun lontar dengan corak binatang dan tanaman. Kemudian seiring perkembangan waktu corak batik beralih dan berubah menjadi corak bermotif abstrak.
Macamnya motof batik parang adalah Parang Rusak, Rusak Barong, Klitik, Kusumo, Tuding, Curigo, Pamor dan Centung.
Salah satu motif dan corak yang paling tua sudah ada sejak zaman keraton Mataram Kartasura (Solo) yang diciptkan oleh pendiri keraton Mataram adalah Batik Parang [asal kata Pereng atau tebeing/lereng]. Susunan batik motif parang biasanya berbentuk huruf S yang saling terkait satu sama lainnya.
Secara filosofis, batik motif Parang mempunyai kandungan makna yang tinggi, seperti pada :
-Bahasa simbol yang terkandung di dalamnya merupakan sebuah pesan bahwa sebagai manusia hendaknya tidak pernah menyerah dalam menjalani kehidupan, sebagaimana ombak samodera yang pernah lelah untuk selalu bergerak.
-Saling bersambungan, menggambarkan suatu jalinan hidup yang tak pernah putus, selalu konsisten dalam upaya untuk memperbaiki diri, memperjuangkan kesejahteraan maupun dalam menjaga hubungan antara manusia dengan alam, manusia dengan manusia dan manusia dengan Tuhannya.
-Garis diagonal, gambaran bahwa manusia memiliki cita-cita yang luhur, kokoh dalam pendirian, seta setia kepada nilai-nilai kebenaran.
Selamat Hari Batik Nasional