Setiap tanggal 22 Desember kita memperingati Hari Ibu sebagaimana ditetapkan oleh Presiden pertama Ir. Soekarno dalam Detik Presiden No. 316 tahun 1953.
Ibu tercinta, engkau telah melahirkan, merawat dan membesarkan dengan penuh kasih sayang tanpa harap balasan. Sungguh luar biasa besar jasa Ibu.
“ibunda sajang, terimalah persembahanku,
ibunda sajang terimalah tjium mesraku.
Kupintakan, kuharapkan, doa ibu slalu
Ibunda sajang, terimalah kasih putramu”
Ibu…..
Kau adalah segalanya bagiku
Walau kau tak sempurna di mata orang lain
Namun bagiku kau begitu sempurna
Ibu…..
Kau adalah bidadari pelindungku
Tak kenal lelah kau menjaga dan membesarkanku
Tak pernah lelah berhenti kau selalu mendoakanku
Ibu…..
Engkau lah nyanyian hati ku
Engkau lah salam santun tempat ku
Berkecup hangat di seitap tangan dan kaki mu..
Dan engkau lah permata dalam hidupku
Takkan pernah tergantikan
Ibu…..
Kumohon petuahmu
Apa kan kubuat
Untuk bahagiamu
Ibu…..
Tunjukkan padaku
Arah mana kan kutuju
Utara, timur, selatan atau barat
Tuk kudapat ungkap semua jawab
Ibu, aku bukanlah siapa-siapa di depanmu.
Yang dulu tak pernah bisa ke mana-mana,
tanpa meringkuk di gendonganmu.
Sekarang masih seperti dulu, Bu.
Aku hanya seonggok daging kecil,
yang tak pernah bisa bernafas tanpa kasihmu
SELAMAT HARI IBU
Tiada sutera yang begitu lembut seperti belaian seorang ibu, Tiada tempat yang paling nyaman selain pangkuan seorang IBU, Tiada bunga yang lebih harum selain senyummu. Kau adalah alasan kenapa aku ada. Keajaiban dalam hidup, adalah terlahir dari rahimmu. Seorang wanita yang telah memberi kami cinta dan pengorbanan.
Aku ingin mengambil satu kesempatan di hari ini, untuk mengucapkan terima kasih atas semua yang telah kau lakukan untuk hidupku. Continue reading
Filed under Renungan, tak berkategori
