Nama : Raden Arjuna
Nama lain : Parta (pahlawan perang), Janaka (memiliki banyak istri), Permadi (tampan), Dananjaya, Panduputra.
Orangtua : Prabu Pandudewanata dengan Dewi Kunti
Kedudukan : Anggota keluarga Pandawa yang ketiga dari Kerjaan Amartapura.
Arjuna adalah tokoh wayang yang diidolakan sebagai kesatria Jawa yang ideal. Baik pribadinya maupun sosok tubuhnya sangat menawan untuk disimak maupun direnungkan. Dalam percaturan jagat manusia ia dapat digolongkan sebagai manusia yang bertipe perfeksionis.
Segi positif watak dominan yang merasuk dalam dirinya adalah disiplin diri. Melihat tindak tanduknya dalam kehidupan sehari-hari dapatlah dikatakan bahwa ia itu etis, bijak, jujur, dan adil dalam bertindak, baik dalam tata pemerintahan maupun dalam tata pergaulan hidup dan berkeluarga. Apa yang dilakukan selalu produktif dan dapat dipercaya. Selain suka mencari ilmu [ngudi kawruh], ia juga suka bertapa. Orang yang suka bertapa tentu dekat dengan [bahkan sering didatangi] para dewata. Maka apa yang diinginkan banyak terkabulkan daripada ditolak dewata. Ini semua adalah buah dari kedisiplinan hidup, sehingga ia dapat mengelola hidupnya sesuai dengan kehendak dewata dan demi kepentingan sesamanya.
Dalam dunia pewayangan, Arjuna adalah tokoh yang paling tampan. Ketampanannya merupakan gambaran ideal dari kebudayaan Jawa tentang citra seorang ksatria. Ketampanan ini bukan hanya dilihat fisiknya semata, tetapi juga ketampanan dalam arti batiniah dan spiritualnya.
Arjuna adalah seorang kesatria yang gemar berkelana, bertapa dan berguuru untuk menuntut ilmu. Selain menjadi murid Resi Drona di Padepokan Sukalima, ia juga menjadi murid Resi Padmanaba dari pertapaan Untarayana.
Arjuna pernah menjadi pendeta di Gunung Indrakila, bergelar Begawan Ciptaning atau Begawan Mintaraga. Saat itu ia dipilih, sebagai prajurit andalan (jago) kedewataan untuk membinasakan Prabu Niwatakawaca dari Negara Manimantaka. Atas jasanya, Arjuna dinobatkan sebagai raja di Kahyangan Kaindran bergelar Prabu KAriti, Kiritin, atau Kaliti selama 40 hari.
Dalam epos Bharatayuda diceritakan bahwa Arjuna sungguh piawai dalam bertempur, terlebih dalam memainkan senjata-senjata saktinya. Senjata panah yang paling ampuh adalah Pasopati. Walau digdaya, tatkalan harus melawan Adipati Karna mendadak ia mau mengalah. Mengetahui hal itu Prabu Kresna memberi motivasi yang wejangannya kemudian dikenal dengan nama Bhagawad Gita. Akhirnya Arjuna berhasil mengalahkan Karna.
Arjuna adalah sosok budayawan, ilmuwan, lelaki tampan, ahli perang, sekaligus seorang yang mempunyai spiritualitas tinggi.
Arjuna memiliki 18 istri dan 17 anak. Ini bukan pembenaran poligami. Tentang hal ini ada budayawan yang mengatakan bahwa istri-istri Arjuna itu simbol pencapaian dan derajat ilmu yang diperoleh ketika Arjuna berguru [ada seorang pendeta atau resi. Ketika Arjuna usai berguru di sebuah pertapaan, ia selalu diberi putri oleh sang begawan. Istri Arjuna atau anak resi itu ibarat ijazah atau sertifikat karena Arjuna telah lulus berguru dan menguasai ilmu sang resi. Sedangkan anak-anaknya merupakan lambang generasi muda yang dapat diandalkan lahir maupun batinnya.
Arjuna adalah ksatria yang melakukan darma dan bermurah hati. Ia menyisihkan waktu untuk melakukan darma, bukannya melakukan darma dengan sisa waktu. Seorang ksatria wajib menyisihkan waktu untuk melakukan darma, bukannya melakukan darma dengan sisa waktu.
Sumber : Prof. DR. KRMT John Tondowidjojo, CM dalam bukunya “Enneagram Dalam Wayang Purwa”