Kenangan Tembang Lawas

Lagu-lagu jadul atau tembang lawas akan terus hidup dan akhirnya menjadi “KLASIK”. Tembang seperti Berikan Daku Harapan, Surat Undangan, dan lainnya…, akan terus dinyanyikan sepanjang musik masih boleh di perdengarkan. Lagu-lagu yang lahir di era 60’an khususnya, mempunyai nilai dan kelebihan di harmoni yang memyentuh serta melodi yang gampang di ingat karena repetitif serta syair yang sederhana dan jujur..

Selain itu tembang-tembang zaman kala itu selalu identik dengan suatu peristiwa. Inilah yang membuat lagu-lagu lawas tidak akan pernah hilang termakan usia.
Banyak yang berpendapat bahwa lagu-lagu lama yang dibuat kembali terdengar indah dan menyentuh, apabila aransemen dan cara menyajikannya tetap dipertahankan seperti aslinya.

Ukuran kepopuleran adalah begitu seringnya lagu-lagu tersebut diputar di radio atau dinyanyikan oleh penyanyi maupun band di panggung-panggung yang pada saat itu menjadi medium utama.
Begitulah menurut BungSUKO,… bagaimana dengan Anda! 🙂 😉

8 Comments

Filed under Audio, jadul 60-70, Musik

8 Responses to Kenangan Tembang Lawas

  1. sudjai sarmo banjarbaru

    Meskipun yang membawakan adalah penyanyi aslinya tetapi tetap masuk kategori lagu daur ulang, meskipun diaransir dengan bagus sekali. Ditelinga saya tetap familier dengan lagu pertama dipopulerkan meskipun aransemenya kurang greget, tetapi itu hanyalah masalah selera. Mungkin selera saya memang kurang uptodate.

  2. ananto kusumo

    Untuk telinga tuwa, memang hanya lagu lama, lawas, yang cocok di telinga meski kadang lagu barupun nikmat. Selain karena ada unsur kenangan, . . . kita jadi ingat suadana saat itu apa yang kita alami, apa yang ada di sekitar kita teringat semua, . . . itu yang membuat kita senang dengan lagu lama . Kadang terjadi juga suasana yang kita rasakan sama dengan lagu yang kita dengar rekaman baru tapi penyanyi masih sama asalkan cara nyanyi tidak beda dengan asli.

    Betul begitu? . . .

  3. ananto kusumo

    ayo yang lain nulis . . . , jangan nulis kalau ada bdm aja karena ada hadiahnya, . . .eh, . . .nggak ada ding, . . . .

    He he he. . . . . . . .

  4. Apa yang disampaikan Pak Sudja’i (lagu lawas yg “asli” lebih berkesan), kayanya terkait erat dengan yg disampaikan Mas Ananto, khususnya karena ada faktor “kenangan” atas lagu yg kita dengar misalnya suasana saat masa lalu yg kemudian menjadikan kita teringat semuanya (entah masa lalu yg sedih.., atau bahagia) yg kita alami saat itu 😛 😀
    Satu lagi, kenapa lagu lawas serasa abadi, ya karena media untuk dapat menikmati lagu saat masih sangat terbatas, (RRI, Radio Luar Negeri siaran Bahasa Indonesia, beberapa Radio Swasta mulai muncul).
    Menurut saya karena keterbatasan inilah yg kemudian justru menjadikan lagu lawas erat melekat diingatan kita sampai sekarang 😉 😀
    Laah.. kalau dibandingkan dengan sekarang, kita bisa dari pagi sampai malam mendengarkan lagu dari berbagai media, sehingga ga ada kesan yg mendalam, bahkan jadi cepet bosan 😉

  5. ananto kusumo

    Lagu lawas tetap jaya!. . . .

  6. Agung Sukradana

    Pak Wandi,selamat menunaikan ibadah puasa….dan selamat Idul Fitri yang sbentar akan tiba,mohon maaf lahir dan bathin….salam hangat dari pulau Dewata….saya ada permintaan lagu Bob Tutupoli yang berjudul”Trima trimalah”….mudah2an bapak punya koleksi lagu tsb.Terimakasih sebelumnya…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.