Kisah tokoh si Walang Kekek

Si Walang Kekek atau Waldjinah yang lahir di Solo, 7 November 1945 merupakan tokoh yang menjadi panutan penyanyi keroncong lainnya.  Nama Waldjinah di ilhami dari kelahiran di bulan Sawal (Wal) tahun Je ((ji) dan anak yang kesepuluh (Sejinah). Adik dari pada Munadi yang juga penyanyi keroncong ini menempati rumah Jl. Parang Centel 31 Mangkuyudan, Laweyan Solo sebagai anak dari Wirjarahardja.
Melakoni karirnya sejak menjadi tenaga honorer di RRI Surakarta dan kemudian mendirikan Orkes Kerontjong Bintang Surakarta. Tercatat lebih dari 1.600 judul lagu Waldjinah yang masih terawat di Lokananta. Tahun 1965 menjadi juara I Bintang Radio Indonesia (piala dari Presiden Soekarno) dan mulai meluncurkan album kompilasi bersama Enny Koesrini [Elingo Bebojo Margo,1968].
Simak testimoni dari Waldjinah tentang sekilas perjalanan karir si Walang Kekek berikut :

Sebagai orang Indonesia sudah sepatutnya kita melestarikan musik keroncong asli milik bangsa ini, sebelum dirayah/diklaim oleh bangsa lain.

4 Comments

Filed under Audio, Musik, tembang jawa

4 Responses to Kisah tokoh si Walang Kekek

  1. Prabu Djenar

    Nampaknya nasib beliau bisa dikata lebih baik dibandingkan penyanyi kroncong lain. Terlebih Enny Kusrini, beliau malah lebih sering sakit. Entah dgn Dasih Kesawa, kok tdk pernah ada liputan dan kabar.

    • Nani Widjiati

      Betul Pak, Waljinah memang bernasib lebih baik daripada penyanyi keroncong lainnya, masih sering diekspos. Kami, para pecinta musik keroncong tahu keadaan beliau akhir2 ini.

      Enny Kusrini, karena sudah sakit2an, akhirnya dibawa pulang ke Semarang oleh anak & menantunya, sampai akhirnya beliau meninggal di tahun ….(lupa).

      Darsih Kesawa dan Jum Suwarni memang tidak pernah terdengar kabar beritanya. Setahu saya, darah seni Darsih K dibidang seni suara dilanjutkan oleh cucunya (kalau tdk salah : Vidi Aldianto)

      Yang lebih beruntung adalah penyanyi keroncong di era sekarang ( Tuty Maryati, Sundari Sukoco, Mamiek Marsudi, Tetty Supangat ) karena masih sering tampil di TVRI dalam acara Gebyar Keroncong atau di media cetak lainnya

      Semoga dengan masih adanya generasi penerus ini, musik keroncong, musik asli Indonesia ini tidak punah, tetap lestari dan tidak diakui sbg musik asli negara tetangga. Semoga

      • Untuk Enny Kusrini, Darsih Kesawa apalagi Djum Suwarni tidak banyak yang saya ketahui bila dibandingkan dengan Waldjinah. Padahal ketiga penyanyi keroncong tsb begitu besar kontribusinya terhadap musik keroncong.

  2. Prabu Djenar

    Beliau sdh meninggal? Sejak kapan? Kenapa media cetak dan televisi tdk menyiarkan ya? Sungguh, masa tua seniman di Indonesia belum diperhatikan. (Seperti Waldjinah, Aminah Cendrakasih, Eny Kusrini, dsb) Berita yg saya dapat sudah 5 warsa lalu.. nadanusantara.wordpress.com/2009/05/17/eny-kusrini-penyanyi-itu-kini-hanya-bisa-pasrah/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.