Pada pernikahan adat Jawa, setelah penyelenggaraan upacara pernikahan yang dilaksanakan di rumah keluarga mempelai wanita, beberapa hari kemudian (biasanya 5 hari/sepasar) oleh pihak keluarga mempelai pria diadakan upacara Mboyong Temanten, Ngunduh Temanten atau Ngunduh Mantu.
Upacara Ngunduh Mantu yang dilakukan oleh orang tua mempelai pria di rumahnya dengan mendatangkan kedua pengantin dan keluarga mempelai wanita ini diselenggaran sebagai ungkapan rasa syukur atas keberhasilannya dalam memperoleh menantu yang sesuai harapan dan idamannya.
Penyerahan putra pengantin wanita kepada keluarga pengantin pria diiringi dengan lantunan gending atau Rerepan Sekar Pangkur Gedhong Kuning diteruskan ayak-ayak.
Kedatangan kedua mempelai memasuki dampar rinengga diiringi dengan gending Ktw. Boyong Basuki
Den waspada ing akasa, werdinipun : kedah sabar ing manah, sareh ing tumindak.