Mus Muljadi si Buaya Keroncong atau The King Of Keroncong sejatinya keturunan darah seniman. Ayah dari Ali Sukandi pemain gamelan yang cukup dikenal kala itu. Sebagai anak ketiga dari delapan bersaudara, Mus Muljadi mulai menekuni tarik suara untuk lagu-lagu keroncong dan keroncong jawa sejak remaja. Kakaknya Sumiati sebagai penyanyi keroncong yang terkenal di negeri Belanda, dan adiknya Mus Mudjiono pun juga sebagai penyanyi keroncong.
Nama Mus didepan Muljadi diambil dari nama ibunya Muslimah, sebagaimana juga untuk Mudjiono.
Untuk menuju puncak karirnya ia mengalami pasang surut dan penuh tantangan. Di era 60-an Mus Muljadi pernah membidani terbentuknya band Irama Puspita, yang personilnya cewe-cewe, kemudian mendirikan Ariesta Birawa [album Djoko Tarub].
Dengan terbentuknya The Favourites Group di dekade 70-an, disinilah awal mula ketenaran Mus Muljadi mulai bersinar dengan lagunya Kr. Selamat Jalan (untuk lagu keroncong) album Mawar Berduri dan Sedetik Dibelai Kasih (untuk lagu pop) yang merupakan ciptaannya sendiri bersama Band 4 Nada asuhan Jadin/A. Rijanto.
Lagu Kr. Selamat Jalan melodi dan musiknya ada kemiripan dengan mars Masa Tua Bahagia, marsnya Lanjut Usia seperti pernah saya tulisan disini.
Itulah sekilas tentang Mus Muljadi yang saya ketahui.
Mus Muljadi si Buaya Keroncong
Filed under jadul 60-70, Musik, tak berkategori
Mantap infonya pak Wandi…matur nuwun. Sebagai tambahan pak, lagunya Mus Muljadi dengan judul “Sedetik Dibelai Kaseh” kalau gak salah pertama kali di rekam di Singapura tahun 1969 di iringi oleh band The Exotic. Dalam album piringan hitam (LP) tersebut terdapat lagu2:
1. Sedetik Dibelai Kaseh
2. Pesan Ibu
3. Keronchong Moritsko
4. Perchajalah
… nuwun
Adi S
Betul Mas Adi Susetyo, disamping itu The Exotic juga menelorkan album Persembahanku (Persembahanku, Jumpa dan Bahagia, Chinchin Kenangan dan Si-Kechil) yang digawangi oleh Jerry Souisay dan vokal Mus Mulyadi.
Lagu Sedetik Di Belai Kasih juga dinyanyikan oleh Laily Dimyathi.