Bulan Puasa tinggal menunggu hitungan jam. Satu atau dua minggu sebelum datangnya bulan suci ini, dibeberapa daerah kita jumpai berbagai bentuk ritual Sadranan atau bisa juga disebut Nyadran atau Ruwahan, karena dilaksanakan pada bulan Ruwah dalam hitungan kalender Islam Jawa.
Dari berbagai tokoh mengatakan bahwa kata Ruwah berasal dari kata “Ngluru” dan “Arwah”. Dalam pandangan falsafah Jawa, bulan Ruwah atau Sya’ban kemudian dipercaya sebagai saat yang tepat untuk ngluru arwah atau mengunjungi arwah leluhur.
Selama bulan Ruwah, masyarakat Jawa mengadakan upacara Nyadran (dari kata Sraddhan, bhs Sansekerta), dengan mengunjungi makam leluhur untuk membersihkan makam dan menabur bunga. Upacara seperti ini sudah dilakukan sejak jaman Majapahit. Setelah agama Islam masuk ke tanah Jawa, upacara Sraddha tetap dilaksanakan, namun oleh Sunan Kalijaga dikemas dalam nuansa Islami dan suasana penuh selaturahmi yang diadakan setiap bulan Ruwah. Ritual ini semakin kuat tatkala Walisongo menjalankan dakwah ajaran Islam di Jawa mulai masuk abad ke-15. Pribumisasi ajaran Islam membuahkan sejumlah perpaduan ritual, salah satunya yaitu budaya Nyadran.
Upacara Nyadran secara komunal diselenggarakan pada siang hari hingga sore. Masing-masing warga membuat tumpeng kecil yang kemudian dibawa ke rumah kepala dusun untuk sama-sama mengadakan do’a dan makan bersama (kenduri). Ada juga yang langsung dibawa ke makam dan mengadakan do’a bersama di makam. Menu yang disajikan biasanya berupa nasi gurih berserta lauk-pauknya. Sebagai sesaji terdapat makanan khas yaitu ketan, kolak dan apem. Ketiga jenis makanan ini dipercaya memiliki makna khusus. Ketan memiliki lambang kesalahan (khotho’an), kolak lambang kebenaran (kolado), dan apem sebagai simbol permintaan maaf.
Nyadran sebagai dimaksudkan untuk menunjukkan bakti seseorang kepada leluhurnya yang telah meninggal dan mengingatkan diri bahwa semua manusia pada akhirnya akan mengalami kematian, juga merupakan bentuk persiapan untuk melaksanakan ibadah puasa. Dengan penyelenggaraan upacara Nyadran, diharapkan bahwa dapat lebih taat menjalani kehidupan yang sesuai dengan aturan yang ditetapkan Allah SWT.
Selamat menunaikan Ibadah Puasa