Pangkur dalam istilah Jawa diartikan “mungkur”, mundur atau sudah lewat. Menginggalkan dan menghindari hawa nafsu yang angkara murka, semua dipikirkan senantiasa berkeinginan untuk membantu kepada sesamanya.
Gendhing 50-an [Nyi. WoroPodang]
Unduh notasi Ldr. Pangkur klik disini
Dalam tradisi Jawa, setelah manusia menginjak usia tua, mereka harus menjadi sesepuh yang bisa memberikan petuah-petuah kepada anak cucunya, seperti tembang macapat Pangkur ini :
“Jenijer neng Wedhatama, mrih tan kemba kembenganing pambudi, mangka nadyan tuwa pikun, yen tan mikani rasa, yekti sepi kasepaya sepah sampun, samangsane pasemuan, gonyak-ganyuk ngleling semi”
[Disajikan dalam serat Wedhatama, agar yang miskin pengetahuan, walaupun sudah tua pikun, jika tidak memahami rasa sejati (batin) niscaya kosong tiada berguna bagai ampas percuma sia-sia, didalam setiap pertemuan sering bertindak memalukan]
Bagaimanakah Anda ❗
sugeng enjang rakamas Wandi, matur nuwun telah “me-refresh” saya pribadi maupun bagi kita semua utamanya yg telah berkategori “djadoel” ini [ 😉 ] untuk senantiasa bisa menata pikir maupun perilaku agar tdk kosong tiada berguna bagai ampas percuma sia-sia, dan di dalam setiap pertemuan/ perkumpulan tdk bertindak memalukan 🙂
Leres kangmas Wijono, kita ini sudah masuk fase “mungkur” tentunya harus bisa menempatkan diri hehehehehe….. 🙂
Ini ada nyanyian yang sering saya nyanyikan bersama rekan2 pangsiunan yang diadakan setiap dua bulan sekali, yaitu “Masa Tua Bahagia” dan “Hidupku Telah Berubah” ciptaan dr. Hardywinoto, SKM.
Kami para usia lanjut seluruh Indonesia
Mau tetap berdaya guna bagi diri dan kluarga
Tingkatkan hubungan sosial didalam masyarakat
Bertaqwa kepada Tuhan yang melimpahkan Rahmat
Reff :
Priksa kesehatan mencegah penyakit datang
Dan kembangkan hobby sesuai kemampuan
Badan sehat jiwa kuat sambut masa yang kan datang
Mutu hiduppun meningkat masa tua bahagia
Adakah yang bisa membantu file audio lagu ini?
istilah” jawanya menginpirasi…….