Pahlawan adalah seseorang yang mengabadikan hidupnya untuk sesuatu yang lebih besar dari dirinya. Pahlawan tidak identik hanya memegang senjata, pahlawan itu orang yang memperjuangkan nilai-nilai dasar kehidupan. Mereka dengan tulus ikhlas dan sadar membaktikan dirinya bagi kesejahteraan, rela memberikan segala bagi bangsanya.
Kepahlawanan adalah semangat untuk berdikari, semangat untuk membela kaum tertindas. Kata pahlawan selama ini identik dengan romantisme perjuangan dengan senjata dan darah. Kepahlawanan lebih dilihat dalam heroisme menegakkan panji-panji kebesaran. Seolah berkembang mitos bahwa dunia kepahlawanan adalah dunia orang gagah berani semata.
Jika itu yang mengemuka, justru akan meninggalkan nilai-nilainya. Lalu kepahlawanan berpengertian sangat sempit dan kurang tepat karena mitos tersebut hanya melahirkan “budaya otot” yang dominan dalam ruang publik. Perilaku kepahlawanan yang mementingkan otot justru makin marak di bumi pertiwi ini. Para pahlawan kesiangan berteriak-teriak moral di saat yang sama sedang menginjak nilai-nilai kemanusiaan. Mereka haus disebut sebagai pahlawan, walaupun perilaku kehidupannya sama sekali tidak mencerminkan seorang pahlawan.
Pola pahlawan palsu yang hanya mengandalkan kekuatan otot inilah yang sering kali membuat bangsa ini makin bertambah banyak masalahnya. Kita membutuhkan makna kepahlawanan yang lebih luas dan dalam. Pahlawan bukan sekadar mitos “bambu runcing”, melainkan mereka terus menerus menemukan kreativitas dalam memberkan nilai tambah bagi kehidupan masyarakat.
Pahlawan adalah mereka yang bisa memperjuangkan kesejahteraan, kemakmuran, dan keadilan. Mereka adalah sosok yang bermanfaat bagi warga bangsanya.
Memperingati Hari Pahlawan setiap tanggal 10 Nopember tentu bukan hanya ritual tahunan, bukan sekadar sarana mengingat jasa-jasa para pahlawan, bukan pula dengan mengheningkan cipta. Akan tetapi bagaimana mentransformasikan semangat juang para pahlawan itu dalam kondisi kekinian.
Selamat Hari Pahlawan 10 Nopember 2013