Renungan Akhir Tahun

“Rumah Kita adalah Surga Kita”. Itulah rangkaian kata singkat namun mempunyai arti dan makna yang sangat luas.
Kalimat diatas dimaknai sebagai bentuk hubungan antara Manusia, Alam dan Tuhan. Karena didalamnya ada harmoni (sakinah), hubungan saling sapa dan cinta (mawaddah) dan kasih sayang (rahmah).
Sungguh terlalu bila manusia tidak bersyukur atas segala apa yang diberikan oleh Tuhan. Manusia diciptakan sebagai khalifah dimuka bumi ini, sebagai penguasa alam semesta, karena diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna dibandingkan dengan seluruh kehidupan lainnya. Sebagai bentuk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, manusia mengemban amanah yang berat dn tanggung jawab yang besar yang tidak dapat diterima makhluk lain.
Manusia adalah perantara antara pencipta dan makhluk lain mulai dari yang teratas ke yang terbawah dari seluruh ciptaan-NYA. Manusia adalah penjaga alam, pemelihara, dan penyebab kehidupan di dalamnya. Imam Ali as berkata : “Barang siapa mengenal dirinya, maka sungguh dia akan mengenal Tuhannya”.

Manusia adalah satu-satunya mahkluk hidup yang memiliki hubungan satu dengan yang lain. Ada ikatan kuat antara karakteristik dan fenomena-fenomena di alam ini.
Segala sesuatu memiliki sebuah tampilan eksternal dan juga dimensi internal. Sesuatu terlihat kecil secara lahiriah, tapi dari segi batin sangat besar atau sebaliknya yaitu, mungkin saja sesuatu tampak besar secara lahiriah, namun dari sisi batiniah sangat kecil.
Alam secara lahiriah tampak besar, tapi pada dasarnya adalah kecil dari sisi batiniah. Sementara manusia terlihat kecil dari sisi lahiriah, namun pada dasarnya adalah besar dan luar biasa. Imam Ali as berkata : “Apakah kalian mengira bahwa kalian hanya tubuh kecil ini, padahal kalian adalah alam yang sangat besar”.
Hidup kita bukan untuk diri sendiri. Kita diberikan kepercayaan oleh Tuhan untuk mengelola atau menjaga kelestarian alam, keselarasan dan keharmonisan. Oleh karena itu semua perilaku, budi daya, cipta, rasa, karsa dan karyanya di dunia tiada lain dilakukan hanya semata-mata sebagai bentuk perwujudan dari peribadatannya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dengan Memayu Hayuning Barjaning Bawana, Memayu Hayuning Jagad Raya.

Jalinan Komunikasi…
Manusia menjadikan alam sebagai nilai dalam dirinya sendiri, yang perlu juga untuk dihormati, dijaga dan tidak disakiti.
Ian G. Barbour dalam Nature, Human Nature and God (2002), mengingatkan bahwa hubungan manusia tidak hanya sebatas antara manusia saja akan tetapi juga termasuk sikap pertanggung jawaban dengan Tuhan, berkonsentrasi pada kesejahteraan ciptaan Tuhan yang lain. Ketika hubungan ini saling berkomunikasi maka manusia akan memberikan kontribusi pada etika penjagaan dan sikap tanggung jawab terhadap sifat dasar dunia yang membutuhkan hubungan keseimbangan antara manusia, alam dan Tuhan.
Alam adalah tempat makhluk hidup untuk berlindung. Dengannya makhluk bertahan hidup dan berlindung. Alam telah menyediakan berbagai kebutuhan yang diperlukan oleh manusia.Manusia dan alam selayaknya berkomunikasi yang artinya, manusia sebagai mahkluk berakal selayaknya memahami posisi dan kedudukannya.
Saat manusia tak mampu mejaga alam, maka ia akan menerima buahnya. Alampun akhirnya yang berkomunikasi dengan manusia. Alam mengingatkan manusia dengan dahsyatnya bencana dan malapetaka. Namun, saat manusia tak mampu menyadari kekhilafannya, maka alam akan terus menunjukkan superioritasnya. Alampun terus bergerak dan menyapa manusia dengan kedukaan yang mendalam.
Sudah saatnya manusia menyadari bahwa alam merupakan sahabat yang harus dipelihara dan dijaga. Ciptakan HAYUNING BAWONO… 😉
Semoga bermanfaat

1 Comment

Filed under Budaya, Renungan

One Response to Renungan Akhir Tahun

  1. Mulyadi Ws

    Bencana ( alam) sambung menyambung hingga kini , seakan ingin menampakkan diri , kecewa dengan makhluk manusia yang kurang tahu diri..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.