Tag Archives: boyong temanten

Ngundhuh Temanten (Boyong Temanten)

Pada umumnya pahargyan temanten itu dilakukan dua kali. Satu kali dilakukan oleh keluarga mempelai wanita, dan kedua kalinya dilakukan di tempat keluarga mempelai pria. Penyelenggaraan pahargyan di tempat mempelai pria disebut Ngundhuh Manten/Mantu  atau Wisuda Tali Darma.
Bagi masyarakat Jawa, seremoni pernikahan menjadi hal yang begitu penting dan bersifat sakral. Menurut adat Jawa penyelenggaraan ini merupakan bentuk legalitas antara calon mempelai pria dan calon mempelai wanita dalam menjalin ikatan perkawinan. Bagi kedua orang tua merupakan suatu kebahagiaan, di mana mereka telah berhasil mengasuh putra-putrinya hingga menghantar ke gerbang hidup berumah tangga.

Berikut gendhing untuk menghiasi dan mengisi pada acara Ngundhuh Temanten.

1. Gd. Boyong Temanten – Ldr. Boyong Temanten Pl.Br [15:55] – kedatangan kedua mempelai beserta rombongan.

2. Ktw. Boyong Basuki Pl.Br [13:18] – kedua temanten memasuki sasana wiwahan.

Pasangan pengantin memasuki sasana pawiwahan diperdengarkan gending Ktw. Boyong Basuki

Buka : 6 7    2 3 2 7    3 2 6 5    . 3 . 2   Gong
A: . 6 . 5    . 6 . 3    . 6 . 5    . 3 . 2 Gong (5x)
B: 6 6 . .    6 6 . .    6 7 6 5  3 3 5 6 Gong
 Punapa ta mirahingsung, prihatin waspa gung mijil
C: . 7 6 5    3 3 . 5    6 7 5 6  . 5 2 3 Gong
 Tuhu dhahat tanpa karya, sengkang rinemekan Gusti
D: 6 6 . .    6 5 3 2    7 2 3 2  . 7 5 6 Gong
 Gelung rinusak sekarnya, sumawur gambir melathi
E: . 2 . 3    . 2 . 7    3 2 6 5  . 3 . 2 Gong
Cakepan ke 2 sampai ke 5
 Upama tyase mangunkung, mulating sira dyah ari
 Sayekti melu mangarang, telase riris gumanti
 Ingkang taranggana sumyar, remek dening salah kapti
Marmanta mangurah gelung, lintange merang ningali
Mring langening kiswanira, miwah kidang kidang isin
Miyarsa ing swaranira, si kidang umpetan tebih
Tuwin kombang kombang geng kung, miyarsa swaranta yayi
Kadi merange si kidang, anoning liringireki
Mangkana susahing kombang, malah tyasira lir kanin
Kabot kabotan lung gadhung, wekasan mungkret amuntir
Mulat nggenira saduwa, malah malah cengkir gadhing
Kang tiba mrih dherangkalan, umpetan mring jurang trebis
Jalannya irama gending : A 5x, B-C-D-E kembali ke A dst sampai 5 kali.

4 Comments

Filed under Budaya, gendhing jawa, Musik, Renungan

mBoyong Temanten = Ngunduh Mantu

ngundhuh mantu
Pada pernikahan adat Jawa, setelah penyelenggaraan upacara pernikahan yang dilaksanakan di rumah keluarga mempelai wanita, beberapa hari kemudian (biasanya 5 hari/sepasar) oleh pihak keluarga mempelai pria diadakan upacara Mboyong Temanten, Ngunduh Temanten atau Ngunduh Mantu.
Upacara Ngunduh Mantu yang dilakukan oleh orang tua mempelai pria di rumahnya dengan mendatangkan kedua pengantin dan keluarga mempelai wanita ini diselenggaran sebagai ungkapan rasa syukur atas keberhasilannya dalam memperoleh menantu yang sesuai harapan dan idamannya.

Penyerahan putra pengantin wanita kepada keluarga pengantin pria diiringi dengan lantunan gending atau Rerepan Sekar Pangkur Gedhong Kuning diteruskan ayak-ayak.

Kedatangan kedua mempelai memasuki dampar rinengga diiringi dengan gending Ktw. Boyong Basuki


Den waspada ing akasa, werdinipun : kedah sabar ing manah, sareh ing tumindak.

Leave a Comment

Filed under Budaya, gendhing jawa, tembang jawa