Kisah cinta di ujung kematian. Itulah cerita rakyat Jawa Tengah Rara Mendut putri nan cantik rupawan dari Kadipaten Pati.
Cinta asmara nan abadi antara Rara Mendut dengan Pranacitra ini bukan lantaran cinta membabi buta yang berujung dengan pembunuhan sadis, melainkan dilandasi oleh cintanya yang sehidup semati.
Rara Mendut rela mati dengan menusukkan keris ketubuhnya oleh karena kekasihnya Pranacitra yang terbunuh oleh Wiraguna yang menaruh cinta buta kepada Rara Mendut. Nikmati alunan adegan Rara Mendut kesini.
Ya Tuhan... amurwa bumi, layangkanlah jiwaku, kembalikanlah diriku Hidup nan sepi, harapan patah, apakah kan guna Kini... kini hidupku terbelenggu, terhina terkutuk sebagai ular bumi Tak lain pilihanku, hidup menderita, atau mati ya mati Ya Tuhan... apakah guna orang bercita-cita, apa untuk mati, tidak... tidak Oh Tuhan ampunilah hambamu yang malang hina dina ini... Ampun....
Dewi... dewiku idaman hati, ingatlah janjimu dahulu, sehidup semati bukan Kini saat tujuan hidupmu telah menentu, bahagia kasih mesra, kekal abadi yang kau nanti Ketahuilah kekasihku, barang apa didunia ini, selalu datang silih berganti Jamanpun berubah menuju layu, akan tetapi rasa cinta kasihku, pancaran pelita hidupku, tetap menyala tak mengenal padam, merindu merayu-rayu menuju imbang damping bersatu Dewiku puspita hati, renungan sukma tak bergeming, bangkitkan hidupkan jiwamu, hargailah rasa cinta kasihmu padaku, bangunlah kekasihku. bangun... bangun untuk selama-lamanya
Itulah kisah cinta nan abadi antara Rara Mendut dan Pranacitra dalam sajian sendratari modern.