Tag Archives: sunan kalijaga

Tembang Religi Qosidah – Sunan KaliJaga

Qosidah tembang-tembang religi seperti Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Muria, Wasiat Sunan Drajat.

Qasidah dan Shalawat Jawa full Album (Almunsyidin, Ida Laila)

Leave a Comment

Filed under Audio, Musik, Renungan

Renungan Ilir-Ilir – Kyai Kanjeng [Cak Nun]

Renungan tembang Ilir-Ilir karya Sunan Kalijaga yang penuh makna dan pitutur.

Mengajak semua memasuki dunia Lir ILir……(Lir iLir….Lir iLir….Tandure woh sumilir tak ijo royo-royo tak sengguh temanten anyar………..)
Kanjeng Sunan Ampel seakan-akan baru hari ini bertutur kepada kita, tentang kita, tentang segala sesuatu yang kita mengalaminya sendiri namun tidak kunjung sanggup kita mengerti. Sejak lima abad silam syair itu telah Ia lantunkan dan tak ada jaminan bahwa sekarang kita sudah paham, padahal kata-kata beliau mengeja kehidupan kita ini sendiri, alfa….beta..alif…ba….’ ta’….kebingungan sejarah kita dari hari-kehari, sejarah tentang sebuah negri yang puncak kerusakannya terletak pada ketidak sanggupan para penghuninya untuk mengakui betapa kerusakan itu sudah sedemikian tidak terperi “menggeliatlah dari matimu!!! tutur sang Sunan…” Siumanlah dari pingsan berpuluh-puluh tahun, bangkitlah dari nyenyak tidurmu sungguh negri ini adalah penggalan Surga!! Surga seakan-akan pernah bocor mencipratkan kekayaan dan keindahannya, dan cipratan keindahan itu bernama Indonesia Raya. Kau bisa tanam benih kesejahteraanapa saja diatas kesuburan tanahnya yang tidak terkirakan ditengah hijau bumi kepulauan yang bergandeng-gandeng mesra. Continue reading

1 Comment

Filed under Budaya, Renungan, tembang jawa

Sekaten dan Penyebaran Agama Islam

Penyebaran agama Islam di Tanah Jawa tidak luput dari peran aktif para Wali Sembialn (Walisongo). Mereka adalah Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Giri, Sunan Drajat, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus dan Sunan Gunung Jati. Kesembilan Wali inilah yang memainkan peranan strategis dalam mendakwahkan Islam di Tanah Jawa, baik secara individual maupun secara kolektif. Salah seorang Walisongo yang secara cerdas dan brilian memanfaatkan unsur budaya lokal (Jawa) untuk memudahkan penyiaran agama Islam adalah Sunan Kalijaga. Sosok yang jenius, visioner, dan memiliki perspektif dan terobosan yang inovatif, progresif, dan kontruktif. Ia tidak melihat adanya jarak antara Islam dan budaya lokal. Justru elemen budaya lokal harus dipadukan dan dimanfaatkan untuk kepentingan tujuan dakwah agama Islam bisa diterima dengan mudah oleh masyarakat luas. Pola dan strategis dakwah Sunan Kalijaga ini juga mengombinasikan unsur budaya lokal dengan nilai-nilai kultural dalam gerakan dakwahnya sangat diutamakan. Salah satu media dakwahnya adalah gamelan. Kyai Sekati itulah nama gamelan yang digunakan sebagai media dakwah menyiarkan agama Islam kepada masyarakat luas.

Diantara gending-gending Sekatenan itu adalah :
– Gdh. Rangkung Pl.5   [“Ra’aakum” = Yang memeliharamu]
– Gdh. Rambu Pl.5   [“Robbunaa” = Allah Tuhanku]
– Gdh. Salatun Pl.6   [“Shalat” = Berdoa atau menyembah kpd Allah SWT]

Hingga sekarang masyarakat di Tanah Jawa mengenal “Sekaten” (Kiai Sekati) sebagai ritual perayaan tahunan di Demak, Solo dan Yogyakarta setiap bulan Maulud (kalender jawa). Konon “Sekaten” berasal dari kalimat “Syahadatain” (dua kalimat syahadat). Tradisi dan budaya Sekaten ini terus diawetkan dan dilestarikan di tengah-tengah arus dan gelombang gempuran modernisasi.

| Naskah ini teripirasi saat berkunjung di kota Solo yang sedang melaksanakan perayaan tahunan Sekaten |

Leave a Comment

Filed under Budaya, Renungan